Jumat, 11 Maret 2016

Pengkajiaan Kelayakan Livelihood Wilayah DA

Forest and Climate Change dalam upaya mendukung pembangunan rendah emisi di Kabupaten Malinau memiliki 3 OUT yakni :
1. Langkah-langkah untuk mencapai kesiapan (readisness) terdanai.
2. program investasi dalam DA-REDD+ terealisir.
3. pembayaran insentif yang inovatif dan adil serta skema kompensasi 
    terlaksana dan teruji.
4. pengelolaan program , kegiatan persiapan dan pendukung.

untuk mencapai output tersebut DPMU Malinau telah melakukan kelayakan Kajian Kelayakan Investasi Jangka Pendek. dengan menggunakan Metode SLA atau Sustainable Livelihood Approach.
SLA sendiri atau Sustainable Livelihood Approach merupakan satu pendekatan pembangunan yang berpusat pada kehidupan manusia. 

Dalam SLA yang dilaksnakan forclime FC sendiri memiliki kerangka kerja dengan beberapa pendekatan :
1. People-centred merupakan Pendekatan livelihoods menempatkan masyarakat sebagai pusat pembangunan. hal ini berfokus pada masyarakat misalnya ketika membahas pencapaian tujuan-tujuan seperti pengentasan kemiskinan, pembaruan ekonomi atau pembangunan yang berkelanjutan maupun pada tingkat mikro atau masyarakan dan  masyarakat pun menjadi aktor yang sangat berperan aktif dalam SLA ini. 

2. Holistik merupakan konsep kerangka kerja dalam Pendekatan SL kami forclime FC Malinau berusaha untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan paling besar yang dihadapi dan peluang-peluang yang paling menjanjikan dan terbuka bagi masyarakat. sebagai contoh masyasarakat di Bahau Hulu hambatan yang paing besar adalah aksesibilitas, kendala jaringan telpon dan pengidentifikasian peluang seperti masih besarnya potensi kawasan dan lahan yang bisa dikembangkan. 

3.Membangun kekuatan dan kapasitas lokal Prinsip penting dari pendekatan ini adalah ia mulai dengan analisis kekuatan dan kapasitas lokal, bukannya kebutuhan yang perlu disuplai dari luar pendekatan ini menyiratkan pengakuan akan potensi yang melekat pada semua orang, dengan melihat apakah potensi itu berasal dari jaringan kerja sosial mereka yang kuat, akses mereka pada sumberdaya dan prasarana fisik, kemampuan mereka untuk mempengaruhi lembaga-lembaga kunci maupun faktor lain yang berpotensi mengurangi kemiskinan. Dalam upaya pembangunan yang menitikberatkan pada livelihoods, tujuan kuncinya adalah menghilangkan hambatan-hambatan untuk mewujudkan potensi tersebut. Jadi masyarakat akan dibantu agar mereka menjadi lebih berdaya, lebih kuat, dan lebih mampu untuk mencapai tujuan mereka sendiri. 

Training atau Pelatihan SLA dilakukan pada tahun 2013 yang Lalu dan dilakukan simulasi dibeberapa desa disekitar Kabupaten Malinau sehingga harapannya Pemandu Lapangan dapat mengaplikasikannya ke Desa masing-masing









 


0 komentar:

Posting Komentar